Technological Determinism

by

Selamat Pagi, Malam.

Eh, bukan ya itu judul film dari tahun 2014 silam, haha. Namun, maksud dari kata penyambut itu adalah di mana pun dan kapan pun kalian berada sekarang, sedang membaca postingan ini, maka blog kami akan selalu tersedia untuk anda.

Sekarang, tujuan kami di sini adalah ingin berbagi ilmu kepada anda—terutama mengenai Perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi serta teori-teori yang mengitarinya. Untuk memulainya kami akan menjelaskan mengenai Technological Determinism, atau Determinisme Teknologi, beserta contohnya.

Di era digital sekarang, semuanya berubah menjadi cepat serta praktis, bukan? Dahulu kala, sebelum berkembangnya teknologi digital—ah bukan, bahkan sebelum adanya televisi, manusia merupakan makhluk yang sabar dan tidak malas membaca. Pada masa tersebut orang-orang justru malah senang membaca berita atau buku yang panjang dan tidak menuntut mobilitas yang tinggi. Tentu transisi pada sifat manusia ini ada hubungannya dengan teknologi yang menyediakan fungsinya kepada kita dengan cepat—seperti kita lebih suka menonton film adaptasi dari suatu buku daripada membaca buku itu sendiri—apakah kalian setuju?

Jika setuju, maka bisa dibilang anda adalah orang yang menganut technological determinism atau bisa disingkat menjadi TD. Mengapa begitu? Menurut McLuhan (1962), “Technological Determinism state that media technology shapes how we as individuals in a society think, feel, act, and how are society operates as we move from one technological age to another (Tribal- Literate- Print- Electronic).” Maksud dari beliau adalah TD merupakan pandangan yang melihat bahwa teknologi membentuk atau memengaruhi individu dalam sebuah masyarakat untuk berpikir, merasa, bertingkah, dan bagaimana masyarakat tersebut beroperasi sehingga menghasilkan adanya ciri-ciri manusia dalam empat masa teknologi.Sehingga, dari penjelasan McLuhan serta Marx tersebut dapat ditarik kesimpulannya kalau TD merupakan pandangan yang melihat bahwa teknologi memengaruhi bagaimana cara manusia berpikir dan berperilaku serta membentuk budaya baru.Tentu saja kita bisa melihat mengapa mereka yang memegang TD ini, seperti McLuhan dan Postman, memiliki butir-butir kebenaran dalam pandangan mereka. Kita tahu bagaimana orang-orang zaman sekarang walaupun sedang berkumpul dengan teman-temannya tetap memerhatikan layar handphone masing-masing. Walaupun tentu pasti ada waktu di mana kita saling berbincang dengan teman-teman kita, pasti tetap akan ada waktu di mana terdapat kesunyian karena masing-masing lebih memilih bermain dengan alat digital tersebut dibanding terus berbicara. 

Tidak hanya McLuhan, menurut Karl Marx (dalam Postman, 1992) “technologies create the ways in which people perceive reality, and that such ways are the key to understanding diverse forms of social and mental life” yang berarti teknologi menciptakan cara bagaimana individu-individu memandang realitas, khususnya dalam cara berkomunikasi, untuk memahami berbagai bentuk kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat.

Melalui website University of Kentucky (2001), mereka menuliskan contoh dari TD yang sedikit kami ubah karena perkembangan teknologi dari 2001 hingga sekarang 2017. Menurut mereka, dengan semua orang saling bertukar e-mail setiap hari, sudah tidak diperlukan untuk menulis sebuah lelucon di atas kertas dan mengingatnya. Kita bisa langsung mem-forwardnya kepada teman. Kita juga tidak melakukan komunikasi dengan teman kita yang berada di luar kota dengan bertelepon saja karena kita sudah bisa menggunakan video chat sehingga jika hanya melakukan telepon akan ada sesuatu yang kurang (sebelumnya UKY menulis bahwa kita tidak perlu bertelepon lagi dengan teman kita yang jauh karena sudah adanya e-mail, namun menurut kami hal ini sudah tidak relevan lagi sejak adanya video chatting).

Untuk menjelaskan maksud kami lebih lanjut, tonton video ini yuk!>

Dari video di atas, ada beberapa contoh yang bisa diambil bagaimana teknologi mengubah pola pikir dan budaya masyarakat dari dulu ke sekarang. Bagian awal video tersebut menjelaskan perbedaan berkumpul bersama teman-teman yang telah saya jelaskan pada paragraf sebelumnya.  Jika ketika pada masa dulu orang-orang lebih senang saling mengobrol maka pada masa sekarang mereka lebih mementingkan bermain handphone dan mencari wi-fi. Selanjutnya, jika dulu seseorang menulis diary di buku sekarang mereka lebih senang untuk mengetiknya di laptop karena lebih cepat menulis mungkin bisa memberikan pesan tersembunyi kepada orang yang dimaksud dalam ‘diary’nya. Contoh lain yang bisa didapat adalah pada bagian prioritas. Dapat dilihat pada masa dulu orang-orang mempunyai prioritas untuk mengedepankan apakah rumah mereka aman atau tidak namun pada masa sekarang seseorang akan lebih panik jika kehilangan handphonenya.


Sekian penjelasan kami mengenai TD, sampai bertemu di post berikutnya!

Referensi:

Last Day Production. (2015, Agustus 22). [Video file]. Diambil dari https://www.youtube.com/watch?v=4DN5qJ1l0_8Postman, Neil. (1992).

Technopoly The Surrender of Culture to TechnologyVintage Books: United States. University of Kentucky. (2001). 

Technological Determinism Theory. [Web blog post]. Diambil dari http://www.uky.edu/~drlane/capstone/mass/determinism.htm